Pengelolaan Sampah Organik Terus Digencarkan di Jaksel
Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) Jakarta Selatan berkolaborasi dengan berbagai stakeholder gencar mengembangkan pengelolaan sampah organik secara mandiri di setiap kecamatan.
K ami menerapkan program serupa di Kecamatan Cilandak
Kepala Sudin LH Jakarta Selatan, M Amin mengatakan, pengembangan pengelolaan sampah organik secara mandiri dilakukan pihaknya dengan pemanfaatan metode black soldier flies (BSF).
"Sebelumnya, pengembangan sampah organik secara mandiri digiatkan di kecamatan Pesanggrahan dan Tebet. Kini, kami menerapkan program serupa di Kecamatan Cilandak berkolaborasi dengan komunitas pegiat magot," ujar M Amin, Kamis (28/4).
Dua Rumah Magot di Kepulauan Seribu Selatan Hasilkan 4,5 Kilogram Larva DewasaMenurutnya, sejumlah komunitas magot akan mengolah sampah organik dari Satpel LH Kecamatan Cilandak.
"Sementara volume sampah organik yang diolah dari Kecamatan Cilandak antara 300 hingga 700 kilogram per hari. Kapasitas akan ditingkatkan secara masif setelah lebaran," katanya.
Ia mengungkapkan, pihaknya memilih berkolaborasi dengan komunitas magot dalam upaya mereduksi sampah organik melalui metode BSF lantaran mampu menghasilkan sirkulasi ekonomi yang menjanjikan.
Ditambahkan M Amin, pengelolaan sampah organik di Kecamatan Tebet saat ini berkurang drastis sekitar satu ton setiap hari. Sementara pengelolaan sampah organik di Kecamatan Pesanggrahan berkurang sekitar 1,6 ton per hari.
“Semoga, pengelolaan serupa di Cilandak lebih banyak lagi mengurangi sampah sehingga volume sampah dari Jakarta Selatan yang dibuang ke TPA Bantar Gebang semakin berkurang," tandasnya.